Masjid Agung Al - Muttaqin Pucangnom

ada berdirilah masjid al-muttaqin sudah sejak terlamanya ditahun 70an yang berdiri oleh perorangan dengan keadaan yang seadannya hingga terbentuknya kepengurusan masjid hingga saat inilah. perkembangnnya memang lambat dari bangunan yang lama menjadi rehab kedua karna pendanaan hanyak dari segelintir orang yang sama-sama memiliki kenuranian hati terhadap tingkatnya iman individu sehinggalah tak terkucurkan dana dari desa ataupun pemerintah setempatnya yang secuilpun tak terturunkan didapati dalam rehab masjid hingga perjuangannya penuh dengan kebajiakan ahkirat nantinya.
Susu Kambing Etawa
saat ini serambi sudah punya kebersihan putih yang tercet rapi pewarnaannya dan tembok yang dulunyalah rusak/jebol sudah penuh perbaikan, hingga lantai yang dulunya ukuran 20x20 yang tak ada kehalusan hingga sekarang sudah berganti kramik lantai yang mengkilap 40x40 besar, dari atap yang dulunya kayu-kayu lama tahun masih dipakai hingganya sekarang sudah terplapon gifson semuanya terlihat lebih indah dan penuh kerapian penataan yang sederhana karnanya kabel-kabel dan lainnya yang terlihat gimana telah disembunyikannya serapi mungkin walaulah dengan beberapa pikiran dan cara mereka mengturkannya.

dulu kipasnya hanyak ada 2-3 pengipasan dan juga sering terjadi rusaklah spuelnya hingga sekarang terlihatnya sudah ada 6kipas yang beri sedikit kesejuka buatan, sajadah panjang dulu tidak punya untuk sekarang ini sudah punya banyak sajadhah terpanjang yang sudah sampai emperan ketika tiba idul fitri maupun idul adha semua terpakai habis karna itupun masih tidak mencukupkan jamaahnya karena sampai lapangan depan penuh orang-orang beriman lainnya yang menuntut perkembangannya yang cepatan hingga beranak pinang dengan otomatis dan penghasilkan regenerasi yang lebih spesial dimata semua penglihatannya.

adalah ubah-perunahan ini tidaklah ada tersentuhan kecillah dari orang jauh-jauh ataupun pemerintah setampat paling terdekat, hanya dari uluran terbaik dari para jamaah terdekatnya yang bissa dibilang juga lingkungan sederhana dan tidak terlalu terlihat kaya tapi mampu mewujudkan dengan niatan shodaqoh demi pahala akhirat yang perlunya harus dicari sekaranglah darip padanya penundaan yang tidak akan berartilah. ta'mir tidak mau mengemis pada pemeritahan ini dengan proposala ataupun lainnya karna itu juga yang jadi alasan ketidakbisaan dalam hal teknologinya dan memang termasuknya jaman dulu.

karakter banunan masjid masih sketan/disain lama jaman pendahuluan pendiri namun penerus yang tertunjuk memanglah sangat tepat untuk aspek pertahanan yang kecukupan, namun dalam bidang lainnnya memang banyak kelemahana dari segi pendidikan, pengetahuan, perekonomian, namun atas ketaatan dan ketlatenan, kesabaran, pendoaan ta'mir hingga memunculkan anak-anak diluar mampunya orang biasalah dengan ilmu yang tingginya dan penghasilan yang lumayanlah sudah diatasnya rata-rata. hingga mobil termahalpun bisa dibelinya dengan banyak kemudahan yang teralami, setiap oranynya yang penuhi kesuksesan selalu milikilah cara/rahasianya masing-masing.

bersyukur atas rahmat tuhan hingga saat ini diadakan, namun kelemahan penerus saat ini adalah kurangnya minat dan keuletan untuk bisa menjadi pemimpin yang penuh kesabaran dan ketaatan pada sang pencipta. mungkin saatnya nanti bila semua terkecukupi dengan baik pastilah akan kembali dan tertatanya sifat dan perlakuannya terhadap amanat yag sejaklah lama sudah diberikan untuk jadi penerusan yang lebih berdasar, berwawasan, berkecepatan, berkewibawaan dan penuh tanggungjawab baik akhlak maupun moralnya.

mungkinlah artikel ini sedikit bercerita dan juga penuh pelajarannya yang bisa dipetikkan untuk memberikanlah penyemangatan bagi generasi termuda saat-saat ini. pada dasarnya seseorang manapun bisa lakukan perjuangan ini dengan lebiih/penuh kemajuanlah namun harusalh terlintas kesabaran dan keuletannya dan pikiran untuk tetaplah bertahan sampai garis-garis habis tinggallah titik penghabisnya kehidupan yang bermakna sudah tidak adanya kebaikan dunia dan akankah berakhir dengan pengkiamatan dunia.